Aku, Mbak Linda dan Suaminya - 2




Esok harinya saya pulang ke rumah. Sesampainya saya di rumah saya meneruskan tidurku sampai siang hari. Sesudah bangun tidur saya langsung makan siang serta bersihkan rumahku. Tidak lama saya mendapatkan telephone lagi. Ternyata Mbak Linda lagi yang menghubungiku.

"Hai Andrie.. Bagaimana tempo hari ramai tidak di rumah Yuni?" kata Mbak Linda mengawali perbincangan.
"Iya.. Mbak saya lelah sekali nih.." jawabku.

"Memangnya ada apakah Mbak menyuruhku tiba ke sana?" tanyaku.

"Ini Andrie.. suami Mbak Mas Hadi ingin berjumpa denganmu. Kamu dahulu sudah Mbak perkenalkan dengan Mas Hadi kan?" jawab Mbak Linda.

"Tetapi ada permasalahan apa Mbak?" tanyaku ingin tahu.

"Mbak tidak paham.. karenanya kamu kelak sore tiba kesini ya?" jawabnya.

"Iya deh Mbak kelak sore saya ke sana." jawabku serta pada akhirnya kami tutup telephone.

Dalam hati saya ingin tahu, "Ada apakah kok Mas Hadi suaminya Mbak Linda mendadak ingin berjumpa denganku? Apa kemungkinan dia paham jika saya telah meniduri isterinya?"

Saya cuma menerka-nerka saja tetapi saya tidak memperoleh jawaban yang memberi kepuasan. Pada akhirnya saya putuskan jika toh kelak Mas Hadi tahu saya sudah meniduri isterinya serta geram kepadaku saya siap terima risikonya.

"Paling-paling ia cuma memaki-maki serta memukul saya saja" kataku dalam hati.

Sore harinya saya pergi kerumah Mbak Linda sendirian. Sesampainya dari sana rupanya Mbak Linda serta suaminya Mas Hadi telah menungguku di ruangan tamu. Mas Hadi umurnya kira-kira 30 tahun.

"Hai Andrie.. mari masuk" kata Mbak Linda mempersilahkan saya masuk kerumahnya.

Sesaat Mbak Linda keluar serta menutup pintu pagar dan menutup pintu tempat tinggalnya dari dalam. Ia tutup serta menutup jendela. Serta paling akhir Mbak Linda menghidupkan AC serta hidupkan lampu ruangan depan hingga tempat tinggalnya jadi jelas. Saya tidak paham apa tujuannya semacam itu. Tidakkah saya aku masih dirumahnya?Tetapi saya berlaku tenang seperti tidak ada apa-apa. Pada akhirnya Mbak Linda duduk selain Mas Hadi.

"Mbak linda serta Mas hadi hanya berdua saja di rumah?" tanyaku mengawali perbincangan.

"Iya pembantu Mbak pulang kampung, jadi tinggal kami berdua saja di rumah." jawab Mbak Linda.

Kemudian kami juga bercakap-cakap mengenai beberapa hal. Tetapi anehnya Mas Hadi sedikit bicaranya. Ia terus saja memerhatikan saya dari ujung rambut sampai kekaki. Saya jadi salah tingkah di pelototin demikian.

"Ada apakah Mbak menyebut saya kesini? tuturnya ada hal penting. Dapat di terangkan Mbak?" tanyaku.

"Ini Andrie.. Mas Hadi yang ingin bicara denganmu. Silakan Mas tuturnya ingin bicara dengan Andrie. Tuch ia sudah tiba." kata Mbak Linda dengan kepala menunduk.

Saya berasa bingung dengan sikap Mbak Linda yang mendadak beralih. Mas Hadi cuma mendehem saja

"Hem.. saya ingin menanyakan kepadamu Andrie. Kuharap kamu menjawabnya dengan jujur serta jantan." kata Mas Hadi mengawali perbincangan.

Mendadak saya berasa gugup . Jangan-jangan ia sudah mengetahui jika saya telah meniduri isterinya kataku dalam hati. Tetapi sebelum pergi ke sini barusan saya telah putuskan terima risiko apa saja . Jadi saya tidak takut, toh memang saya yang keliru. Saya memberanikan diriku.

"Ya Mas, Mas ingin menanyakan apa? semua akan kujawab." kataku.

"Saya menanyakan, apa betul kamu telah tidur dengan isteriku Linda?" kata Mas Hadi dengan suara yang tegas serta keras.

Meskipun saya telah menduga ia akan bertanya itu, tetapi tetap saya jadi grogi. Tetapi meskipun grogi saya harus menerangkan apa yang ada serta semua, kemauanku dalam hati.

"Iya Mas.. karenanya saya meminta maaf sama Mas. Jika Mas jadi geram saya siap terima hukuman apa saja dari Mas." jawabku dengan suara perlahan.

"Telah berapakah kali kamu tidur dengannya?" bertanya Mas Hadi lagi.

"Tidak terhitung lagi Mas.. seringkali." jawabku dengan kepala yang menunduk.

Diam-diam saya melirik mengarah Mbak Linda serta ia cuma menunduk saja. Saya jadi makin ketakutan. Dalam hati saya memikir jangan-jangan Mas Hadi akan membunuhku. Lama kami terdiam.

"Apa kamu berasa bersalah lakukan itu Andrie..?" bertanya Mas Hadi lagi.

"Iya Mas.. saya berasa bersalah pada Mas." jawabku.

"Terus saat ini apa kamu berasa takut?" bertanya Mas Hadi lagi.

"Iya.. Mas.." jawabku dengan suara makin perlahan.

Mendadak hal yang tidak tersangka berlangsung. Mendadak Mas Hadi ketawa.

"Ha.. ha.. ha.. Andrie.. Andrie.. kamu jadi ketakutan semacam itu jadi terlihat lucu.. ha.. ha.. ha.." kata Mas Hadi terpingkal-pingkal.

Saya jadi ketidaktahuan dengan keadaan yang menjadi beralih semacam itu. Saya lihat Mbak Linda. Rupanya sama juga, ia turut ketawa seperti suaminya. Lama mereka ketawa berdua. Saya jadi semakin tidak pahami.

"Ada apakah Mas kok justru ketawa..?" tanyaku dengan suara bingung.

Mereka justru semakin keras tertawanya. Pada akhirnya saya diamkan saja mereka ketawa dengan muka ketidaktahuan.

Sesudah cukup lama baru Mas Hadi serta Mbak Linda stop ketawa.

"Ini Andrie.. kamu jangan ketakutan semacam itu. Saya sebetulnya tidak geram. Tetapi cuma ingin melihat reaksimu saja." kata Mas Hadi.

Tentunya saya jadi bingung.

"Saya akan geram sekali jika kamu barusan bohong. Rupanya kamu tidak bohong. Saya kira kamu cukup jantan untuk mengaku semua perbuatanmu. Karenanya saya tidak geram." jawab Mas Hadi sekalian tersenyum.

"Betul Mas Hadi tidak geram?" tanyaku untuk memberikan keyakinan diriku.

Mas Hadi cuma tersenyum sekalian menganggukkan kepalanya.

Pada akhirnya saya menarik nafas lega. Mbak Linda cuma tersenyum saja melihatku. Saya memulai tersenyum.

"Terus setelah itu apa Mas?" tanyaku ingin tahu.

"Ini Andrie, Mbak Lindamu ini sebetulnya nafsu seksnya tinggi. Saya sendiri jarang-jarang sekali dapat memberi kepuasan nafsu seksnya itu. Karenanya ia biasa memakai alat ini."jawab Mas Hadi terus jelas sekalian menunjukkan seperti alat kontol-kontolan plastik kepadaku.

"Tetapi akhir-akhir ini saya melihat ia telah jarang-jarang memakai alat ini serta ini yang membuatku jadi ingin tahu. Pada akhirnya ia kutanyai terus serta diapun akui jika ia tidak memakai alat ini." kata Mas Hadi lagi.

"Ia juga akui jika ia seringkali tidur denganmu." kata Mas hadi menerangkan.

"Jadi sebetulnya saya suka ia tidak memakai alat ini, sebab buatku alat ini dapat menghancurkan vaginanya sendiri. Jadi simpulannya kamu kuperbolehkan tidur dengan Linda pada saat ia ingin. OK?" kata Mas Hadi sekalian tersenyum.

"Kamu bebas melakukan perbuatan apa dengannya meskipun di dekatku. Saya ingin melihat ia dipuaskan oleh orang beneran tidak dengan mainan semacam ini." kata Mas Hadi sekalian lemparkan kontol-kontolan itu ke tempat sampah.

"Tetapi satu hal Andrie, kamu bisa main dengan wanita mana saja tetapi jangan dengan wanita WTS. Sekali saja kamu menyalahinya kamu jangan lagi dekati Linda. Kamu pahami?" kata Mas Hadi lagi.

"Iya Mas, saya pahami. Saya janji tidak main dengan WTS." jawabku.

Mas Hadi serta Mbak Linda tersenyum.

"Nah saat ini kamu telah welcome di sini. Kamu bebas masuk serta lakukan apa di sini. Tetapi satu waktu kelak saya ingin meniduri pacarmu sang Yuni. OK?" kata Mas Hadi lagi.

"Ya Mas terserah Mas saja." jawabku. Saya betul-betul berasa lega serta tenang. Selanjutnya saya memerhatikan Mbak Linda.

Mbak Linda cuma tersenyum kepadaku. Saya jadi ingat dengan pengucapan Mas Hadi baru saja. Saya telah dikasih peluang sebebas-bebasnya dengan isterinya meskipun ia ada di sini. Perlahan kontolku mulai berdiri. Lalu saya merapat mengarah Mbak Linda serta duduk disebelahnya. Mbak Lindapun duduk mendekat ke arahku. Sesaat Mas Hadi cuma tersenyum memandangi kami. Saya langsung mencium bibir Mbak Linda di depan suaminya sendiri. Mbak Lindapun membalas ciumanku. Lalu saya buka pakaian kaos yang digunakan Mbak Linda sampai ia cuma menggunakan BH saja.

BH itu juga langsung kucopot dimuka Mas Hadi. Karena itu terpampanglah di hadapanku payudara Mbak Linda yang putih, montok dengan puting payudara yang berwarna merah muda. Saya langsung menciumi payudaranya serta berganti-gantian kiri kanan. Saya mengisap payudara Mbak Linda dengan benar-benar bergairah. Mbak Linda cuma merintih-rintih saja. Sesaat Mas Hadi masih melihati kami. Selanjutnya Mbak Linda buka resleting celanaku serta keluarkan kontolku yang telah mulai tegang. Saya biarkan saja Mbak Linda buka celanaku di depan suaminya. Kontolku belum juga demikian tegang tetapi terlihat sekali besarnya.

"Wowww.. Andrie.. kontolmu mulai tegang ya.." kata Mbak Linda sekalian biarkan tanganku bermain di payudaranya yang putih serta montok.

Selanjutnya ia dekatkan mulutnya kekontolku serta mengisapnya dalam-dalam.

"Ahh.. enak sekali Mbak " kataku dengan mendesah.

Mbak Linda terus mengulum kontolku serta tangankupun tidak stop meremas-remas payudaranya. Mas Hadi cuma biarkan kami main berdua. Mbak Linda terus mengisap-hisap kontolku dengan benar-benar bergairah. Akupun terus menikmatinya. Serta selang beberapa saat saya merasai mau keluar. Memang Mbak Linda benar-benar pakar dalam mengisap-isap kontolku, hingga saya jadi berasa cepat keluar. Kontolku lama-lama semakin tegang serta jadi membesar.

Mbak Linda benar-benar suka sekali menyaksikannya. Serta selang beberapa saat

"Ahh.. Mbak saya mau keluar.." kataku.

"Mengeluarkan saja dimulutku Andrie.." kata Mbak Linda sekalian keluarkan kontolku dari mulutnya selanjutnya memasukkan kembali lagi serta mengisapnya. Serta betul saja akupun keluar.

Kupegang kepala Mbak Linda serta memuntahkan cairan spermaku di dalam mulutnya. Mbak Lindapun biarkan saja saya menumpahlkan maniku dimulutnya. Pada akhirnya Mbak Linda melepas kontolku dari

mulutnya dengan sperma yang menetes dibibirnya. Ia menjilat tersisa sperma yang menetes dibibirnya selanjutnya menelan semua.

Selanjutnya ia kembali lagi mengulum-ngulum kontolku serta bersihkan tersisa sperma yang melekat dikontolku. Saya cuma menarik nafas panjang dengan mata terpejam.

"Ahh.. enak sekali.. Mbak" kataku.

Sesaat Mbak Linda duduk menumpukan dianya dipangkuanku serta biarkan payudaranya terbuka lebar. Saya biarkan kontolku terbuka di depan Mas Hadi. Lama kami terdiam dengan nafas yang masih tetap terengah-engah.

Selanjutnya Mas Hadi mengatakan,

"Bagaimana Andrie..?enak?" tuturnya sekalian tersenyum padaku.

"Iya Mas.. sedotan Mbak Linda benar-benar benar-benar enak sekali.." jawabku.

Mbak Linda cuma memegangi kontolku serta kadang-kadang meremas-remasnya. Selanjutnya Mas Hadi mengatakan,

"Andrie saya meminta tolong kepadamu ya.. kamu dapat gunakan handycam?"

"Dapat Mas, memangnya untuk apa?" tanyaku.

Mas Hadi tidak menjawab pertanyaanku justru ia mengatakan, "Linda, saat ini kamu gunakan lagi bajumu yang rapi serta kamu Andrie, gunakan lagi celanamu."

Mbak Linda menurut saja, sesaat Mas Hadi berjalan ke arah almari yang diruang tengah serta ambil handycam dari dalam almari. Selanjutnya Mas Hadi kembali lagi keruang tamu. Saya juga mengancingkan celanaku.

"Mari kita kekamar. Linda bawa serta sang Andrie kekamar." kata Mas Hadi sekalian berjalan ke arah kamar tidur.

Mbak linda berjalan kekamar sekalian menarik tanganku. Saya menurut saja.

Sesampainya dikamar, Mas Hadi hidupkan lampu kamar sampai kamarpun jadi jelas benderang.

"Ini Andrie, saya meminta kamu merekam saya lagi main dengan Linda. Kamu harus dapat ambil gambarnya dari beberapa tempat yang bagus. OK?" kata Mas hadi menerangkan.

Saya cuma mengangguk saja. Saya pahami dengan arah Mas Hadi dengan handycam itu.

"Bagaimana Linda kamu sudah siap?" bertanya Mas Hadi.

Mbak Linda cuma mengangguk saja.

"Kamu Andrie siap?" bertanya Mas Hadi lagi.

Saya mengangguk saja. Selanjutnya Mas Hadi menarik tangan Mbak Linda ke tempat tidur.

"Saat ini Andrie." kata Mas Hadi memberikan perintah padaku.

Saya langsung hidupkan handycam serta menyoroti mereka berdua. Mas Hadi langsung mencium bibir Mbak Linda dengan bergairah. Mbak Linda membalasnya. Sesaat tangan Mas Hadi meremas-remas payudara Mbak Linda serta perlahan ia melepas baju yang digunakan Mbak Linda. Sampai pada akhirnya Mbak Linda cuma gunakan BH saja serta itu juga langsung dicabut oleh Mas Hadi. Mas Hadi terus menciumi leher Mbak Linda yang putih mulus.

Mbak Linda memang bertubuh yang benar-benar seksi. Siapa saja pasti tergiur lihat badan Mbak Linda. Saya bersyukur Mas Hadi ingin isterinya kutiduri, meskipun imbalannya kelak ia akan meniduri pacarku sang Yuni di depanku. Ya.. tidak apa-apa lah kataku dalam hati. Ini pengalaman yang menyenangkan buatku kataku lagi. Mas Hadi terus meremas-remas payudara Mbak Linda. Selanjutnya ia mulai menciumui payudara Mbak Linda kiri serta kanan. Saya terus merekam apakah yang mereka kerjakan. Terkadang saya merekam sekalian dekati mereka. Tetapi mereka tidak perduli yang saya kerjakan.

Mas Hadi terus menciumi payudara Mbak Linda serta mengisap-hisap puting payudaranya. Mbak Linda cuma mendesah-desah saja. Selanjutnya Mas Hadi mulai melepas rok yang digunakan Mbak Linda, sampai ia cuma gunakan celana dalam saja. CD Mbak Linda itu juga lepas, sampai Mbak Linda betul-betul bugil. Mas Hadi merebahkan badan Mbak Linda dalam tempat tidur serta menciumi paha Mbak Linda yang putih mulus. Saya arahkan cameraku telusuri badan Mbak Linda yang benar-benar indah, khususnya pada bagian vaginanya yang kelihatannya habis dicukur. Lama saya menyorot vagina Mbak Linda. Mas Hadi buka vagina Mbak Linda serta memberikan isyarat agar saya menyoroti memek Mbak Linda. Saya pahami dengan yang saya lakukan.

Bersambung.... Artikel Berkaitan

Popular posts from this blog

Aku, Mbak Linda dan Suaminya - 4

Aku, Mbak Linda dan Suaminya - 5